MENU TUTUP
Terpopuler     Nasional Daerah Home

Dapur Gizi Jadi Penggerak Ekonomi Baru di Desa, BGN Dorong Pemanfaatan Tenaga dan Produk Lokal

Jumat, 24 Oktober 2025 | 17:33 WIB / Redaksi
Dapur Gizi Jadi Penggerak Ekonomi Baru di Desa, BGN Dorong Pemanfaatan Tenaga dan Produk Lokal Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati. Dok: Istimewa.

Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) kini membawa dampak lebih luas dari sekadar pemenuhan gizi anak dan ibu. Melalui kebijakan baru yang mewajibkan perekrutan tenaga kerja lokal serta penggunaan bahan pangan dari UMKM dan petani desa, program ini mulai menjelma menjadi penggerak ekonomi di tingkat akar rumput.

Dalam Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah MBG Tahun Anggaran 2025  tertuang dalam Keputusan Kepala BGN Nomor 63 Tahun 2025  BGN menetapkan bahwa setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus melibatkan sedikitnya 30 persen tenaga kerja dari warga kurang mampu di sekitar lokasi dapur gizi.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menjelaskan bahwa kebijakan ini didesain agar manfaat program tidak hanya berhenti di meja makan, tetapi juga dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.

“Tenaga lokal tidak hanya bekerja, tetapi juga mendapatkan pelatihan keterampilan seperti pengolahan makanan sehat, manajemen dapur, dan keamanan pangan. Setelah program selesai, mereka diharapkan bisa membuka usaha kecil mandiri berbasis kuliner sehat,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).

Selain juru masak, tenaga kebersihan, sopir, dan staf administrasi juga direkrut dari warga sekitar. Upah harian dan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan mereka dibiayai dari dana operasional MBG.

Menurut Hida, pendekatan ini membuat dapur gizi menjadi pusat aktivitas ekonomi baru di desa. “Kami ingin memastikan setiap dapur gizi bukan hanya menyalurkan makanan bergizi, tapi juga memutar roda ekonomi lokal. Beras, sayur, telur, ikan, semua diambil dari petani dan pelaku UMKM sekitar,” jelasnya.

Program MBG sendiri menargetkan pembentukan 32.000 dapur gizi pada 2025, dengan potensi menyerap lebih dari 150.000 tenaga kerja baru di seluruh Indonesia. Dampak berganda (multiplier effect) dari kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat daya beli masyarakat sekaligus mempercepat penurunan angka kemiskinan ekstrem di wilayah pedesaan.

“Ketika warga lokal terlibat dalam setiap tahap program, mulai dari memasak hingga memasok bahan pangan, MBG bukan hanya soal makan bergizi  ini tentang memberi kesempatan dan membangun kemandirian,” tutur Hida.

BGN meyakini bahwa pemberdayaan tenaga dan produk lokal akan menjadikan MBG lebih berkelanjutan, karena setiap dapur gizi tumbuh sejalan dengan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

“Kalau setiap dapur gizi bisa menjadi sumber rezeki dan ilmu, maka kita tidak hanya mengatasi stunting, tapi juga membangun masa depan desa,” pungkasnya.

Baca Juga

BGN Tegaskan Komitmen Jaga Kualitas Ompreng MBG, Apresiasi Polisi Bongkar Pemalsuan

Dadan Hindayana: Program Makan Bergizi Gratis Dorong Kemandirian Ekonomi dan Tekan Stunting

Kepala BGN Dadan Hindayana Tegaskan Kolaborasi Lintas Sektor Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis

Dorong Pemerataan Gizi Nasional, BGN Aktifkan Kembali Portal SPPG dengan Fokus Kuota Wilayah

Kesempatan Baru! BGN Kembali Buka Pendaftaran Mitra SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis

Kontak Informasi indonesiareports.com
Redaksi: redaksiindonesiareports[at]yahoo.com
Iklan: iklanindonesiareports[at]yahoo.com