BGN Kembangkan Sistem Pemantauan Gizi Berbasis Digital untuk Pantau Kesehatan Anak Sekolah
Dok: Istimewa.
Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) terus memperkuat kebijakan keberlanjutan gizi anak sekolah dengan mengembangkan Sistem Pemantauan Gizi Anak Sekolah (SPGAS), sebuah platform digital yang dirancang untuk memantau status gizi siswa secara real time. Sistem ini diperkenalkan dalam Lokakarya Teknologi Gizi Nasional di Jakarta, Senin (17/11).
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa inovasi ini diperlukan untuk mengatasi tantangan pemantauan gizi di lapangan yang selama ini dilakukan secara manual. “Dengan digitalisasi pemantauan, guru dan tenaga kesehatan sekolah dapat mencatat tinggi badan, berat badan, dan pola makan siswa secara cepat dan terintegrasi,” ujarnya.
Menurut Dadan, SPGAS akan menjadi dasar pengambilan kebijakan intervensi dini di sekolah. Data yang terkumpul dapat menunjukkan indikasi masalah gizi, seperti kekurangan energi kronis, obesitas, atau rendahnya asupan nutrisi harian. “Semakin cepat data diterima, semakin cepat pula intervensi bisa dilakukan. Ini bukan hanya soal laporan, tapi pencegahan jangka panjang,” tambahnya.
Selain itu, platform tersebut juga menyediakan fitur edukasi bagi orang tua. Mereka dapat mengakses profil gizi anak, rekomendasi menu sehat, serta peringatan dini jika ditemukan kesenjangan asupan gizi. BGN menilai kolaborasi rumah dan sekolah menjadi bagian penting dalam membangun kebiasaan makan yang lebih baik.
Pengembangan sistem ini melibatkan sejumlah lembaga teknologi dan universitas. Uji coba awal sudah berlangsung di 12 kabupaten/kota dan menunjukkan peningkatan efisiensi laporan hingga 70 persen dibandingkan metode manual.
BGN menargetkan SPGAS dapat diterapkan secara nasional mulai 2026. Sistem ini juga dirancang agar terhubung dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mengevaluasi dampak program secara terukur.
“SPGAS akan menjadi fondasi data gizi anak Indonesia. Dengan data yang kuat, intervensi bisa lebih tepat sasaran dan keberhasilan program gizi bisa dinilai secara objektif,” kata Dadan.
BGN berharap digitalisasi pemantauan gizi ini dapat memperkuat strategi nasional dalam membangun generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045.


