Panglima TNI : Kita Harus Membeli Alutsista yang Terbaik dan Pernah Diuji Coba untuk Perang
Jumat, 11 Agustus 2017 | 15:54 WIB / Ali Ramadan Munthe
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (Puspen TNI)
Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan pengadaan Alat Utama Sistim Senjata (Alutsista) TNI terbaru berupa pesawat tempur Sukhoi-35 bertujuan untuk memperkuat pertahanan negara sesuai postur Minimum Essential Force (MEF) Renstra II TNI Tahun 2015-2019.
“TNI itu hanya mengajukan spesifikasi teknis meminta Sukhoi-35 lengkap dengan persenjataannya, sedangkan yang memprosesnya adalah Departemen Pertahanan Republik Indonesia,” jelas Panglima TNI usai mengikuti eksibisi Bola Voli dan Catur dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-72 tahun 2017,di Plaza Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (11/8).
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa pemilihan pesawat tempur Sukhoi-35 karena memiliki banyak keunggulan serta telah teruji dalam medan tempur untuk mengganti Armada Tempur Udara yang telah habis masa pakainya.
“Kita punya Pesawat F-5/Tiger yang lost time nya sudah satu setengah tahun yang lalu, dari hasil diskusi maka Sukhoi-35 yang terpilih. Jadi, kita harus membeli Alutsista yang terbaik dan pernah diuji coba untuk perang, jangan kita membeli hal-hal yang belum pernah dicoba,” tegas Panglima TNI.
Terkait HUT Kemerdekaan RI, Panglima TNI mengingatkan kepada generasi penerus bangsa harus dapat menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan terus bekerja bersama membangun bangsa.
“Kita ini adalah generasi penikmat kemerdekaan, seperti yang dicanangkan oleh pemerintah harus terus kerja, kerja dan bekerja,” ujarnya.
Kepada masyarakat dan warga negara Republik Indonesia sambungnya, ingat bahwa perjuangan merebut kemerdekaan ini luar biasa penuh dengan pengorbanan, jerih payah kita sendiri.
“Maka kewajiban kita adalah kerja, kerja dan kerja untuk mengisi kemerdekaan ini,” himbau Panglima TNI.
Ia juga mengatakan bahwa menjadi kebanggaan bersama sebagai bangsa Indonesia dengan keberagamannya tetap kokoh dan utuh, karena merupakan milik seluruh bangsa Indonesia yang harus dijaga bersama.
“Kita masih tetap bersatu, saya ingatkan bahwa banyak negara luar pecah hanya gara-gara faktor ekonomi, agama dan bahasa. Sementara Indonesia banyak sekali faktornya, tetapi tetap utuh,” tutupnya.