Sejak Mei 2017, Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi
Senin, 31 Juli 2017 | 13:34 WIB / Sofia Andhareswara
Ilustrasi.
Singapura - Harga minyak mentah menguat ke level tertinggi sejak Mei 2017 pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (31/7).
Penguatan didorong pengetatan pasar akibat produksi minyak AS dan ancaman sanksi terhadap Venezuela.
Mengutip Reuters, acuan harga minyak Brent menguat 18 sen atau 0.3 persen ke level 52,70 dollar AS per barrel. Harga sempat menyentuh 52,76 dollar AS per barrel, level tertinggi sejak 25 Mei 2017.
Sementara itu, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate menguat 11 sen atau 0,2 persen ke level 49,82 dollar AS per barrel. Peningkatan pada kedua acuan harga terjadi hampir selama enam hari berturut-turut.
Harga minyak sudah menguat hampir 10 persen sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa negara produsen utama, termasuk Rusia, mengadakan pertemuan beberapa waktu lalu.
Mereka mendiskusikan upaya lanjutan terkait pengetatan pasar minyak.
"WTI berpotensi menyentuh 50 dollar AS per barrel, sementara Brent terdorong ke atas 52 dollar AS per barrel sejalan dengan fundamental terus mengindikasikan pasar minyak mentah yang lebih seimbang," tulis ANZ dalam laporannya.
Setelah meningkat lebih dari 10 persen sejak pertengahan tahun 2016, produksi minyak AS merosot 0,2 persen menjadi 9,41 juta barrel per hari (bph) pada pekan hingga 21 Juli 2017.
Pasokan minyak AS telah turun hampir 10 persen dari puncaknya pada Maret 2017 ke 483,4 juta barrel. Pengeboran untuk produksi baru di AS juga melambat.
Pada Juli 2017, hanya terjadi penambahan 10 rig baru, paling sedikit secara bulanan sejak Mei 2016.
Pasar juga menunjukkan kekhawatiran terkait laporan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk mengenakan sanksi terhadap sektor minyak Venezuela. Ini merupakan respon atas pemilu konstitusional Venezuela. kompas