Harga Minyak Jatuh ke Posisi Terendah dalam 3 Bulan
Kamis, 09 Maret 2017 | 09:04 WIB / M. Lutfi
Ilustrasi pekerja menjaga kilang minyak.
Jakarta - Harga minyak pada perdagangan Rabu (8/3) turun lebih dari lima persen setelah Departemen Energi Amerika Serikat (AS) melaporkan kenaikan pasokan minyak mentah lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini adalah level terendah harga minyak selama tiga bulan.
Dikutip dari CNBC, Kamis (9/3) patokan minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berakhir turun 2,86 dollar AS (5,4 persen) ke level 50,28 dollar AS per barel. Sedangkan patokan minyak Brent berjangka turun 2,89 dollar AS (5,2 persen) menetap di 53,03 dollar AS per barel.
Perdagangan berjangka bensin di AS juga negatif, setelah sebelumnya naik 1,5 persen menyusul data Badan Energi Internasional (EIA) yang menunjukkan penarikan stok bensin mingguan terbesar sejak 2011.
EIA melaporkan persediaan minyak mentah AS naik 8,2 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari ekspektasi analis sebesar 2 juta barel.
Data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) juga menunjukkan persediaan naik 11,6 juta barel. "Laporan ini cukup ekstrem dengan kenaikan stok minyak mentah hingga 8,2 juta barel," kata Matt Smith, Direktur Riset Komoditas di ClipperData.
"Stok minya mentah didukung kenaikan impor. Sedangkan kedua bensin dan sulingan diperburuk oleh permintaan yang tersirat lebih tinggi," kata dia lagi.
Selain kenaikan mingguan kesembilan dalam persediaan minyak mentah AS, pasar juga khawatir akan aktivitas pengeboran di AS.
Pada hari Selasa, laporan terbaru EIA memperkirakan produksi minyak mentah AS pada 2017 akan naik 330.000 barel per hari (bph) menjadi 9,21 juta bph.
OPEC
Harga minyak telah coba dipulihkan dengan pengurangan pasokan yang dilakukan OPEC, Rusia, dan non-anggota lainnya, per 1 Januari 2017.
Menteri Perminyakan Kuwait Essam Al-Marzouq menyatakan, kepatuhan OPEC sudah mencapai 140 persen, sedangkan non-OPEC sekitar 50 persen-60 persen.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih menyampaikan penurunan produksi telah mencapai 1,8 juta bph, melebihi dari yang dijanjikan 1,5 juta bph.
Sementara itu, impor minyak mentah China naik pada Februari ke rekor tertinggi kedua. Namun, ekspektasi kenaikan suku bunga AS minggu depan menekan harga minyak.
Ekspektasi mengangkat kurs dollar dan membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. (kps)