BGN Pastikan Tak Ada SPPG yang Ditutup Permanen, Evaluasi Program Makan Bergizi Terus Diperkuat
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana. Dok: Istimewa.
Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sempat mengalami insiden keamanan pangan tetap beroperasi setelah melalui proses evaluasi dan perbaikan menyeluruh.
Ia menegaskan tidak ada satu pun SPPG yang ditutup secara permanen sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan.
“Tidak ada SPPG yang ditutup permanen. Seratus persen dari mereka yang pernah mengalami kejadian terkait keamanan pangan sudah melakukan perbaikan dan kini beroperasi kembali,” kata Dadan dalam siniar bersama ANTARA di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Selasa (11/11).
Menurutnya, setiap SPPG yang pernah mengalami insiden langsung ditangani dengan langkah cepat berupa penghentian sementara untuk evaluasi. Setelah dilakukan pembenahan operasional dan penerapan standar baru, pelayanan kembali dibuka dengan mutu yang lebih baik.
“Begitu ada kejadian luar biasa (KLB), kami langsung hentikan sementara untuk memastikan semua aspek keamanan pangan dipenuhi. Setelah semua dinilai aman, barulah mereka melanjutkan pelayanan,” ujarnya.
Dadan menambahkan, proses perbaikan di setiap SPPG tidak hanya sebatas memastikan keamanan bahan pangan, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas pengolahan, renovasi fasilitas, hingga pembaruan standar operasional prosedur (SOP).
“Rata-rata waktu evaluasi tergantung pada besar dan kompleksitas masalah yang terjadi. Namun yang menarik, setelah mereka kembali beroperasi, kinerjanya justru jauh lebih baik dari sebelumnya,” paparnya.
Ia menegaskan, tidak ada kejadian berulang di lokasi yang pernah mengalami insiden. Hal itu menunjukkan bahwa mekanisme pengawasan dan pembinaan yang diterapkan BGN telah berjalan efektif.
“Yang pernah mengalami insiden, alhamdulillah, justru kini menjadi contoh bagi yang lain karena mereka sudah belajar dari pengalaman dan memperkuat pengawasan internal,” tutur Dadan.
Selain itu, BGN terus memantau efektivitas Program Makan Bergizi Gratis sebagai salah satu program prioritas nasional di bidang ketahanan pangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hingga saat ini, serapan anggaran MBG telah mencapai Rp43 triliun, dengan 42,7 juta penerima manfaat atau sekitar 51,6 persen dari target nasional.
Dadan optimistis target 82,9 juta penerima manfaat akan tercapai hingga akhir 2025, seiring meningkatnya sinergi antara pemerintah daerah, dunia usaha, serta mitra penyedia bahan pangan.
“Program ini bukan hanya soal pemberian makanan, tapi juga membangun kesadaran tentang gizi seimbang, sanitasi, dan keamanan pangan di seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.


