Electrifying Agriculture PLN Tingkatkan Produktivitas Petani Bunga Krisan di Tomohon
Potret kebun bunga krisan atau chrysanthemum milik Ketua Kelompok Tani Krekleli, James Mogi di Desa Kakaskasen II, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dok: Istimewa.
Jakarta - PT PLN (Persero) terus memperluas penerapan program Electrifying Agriculture (EA) sebagai komitmen dalam mendukung kemajuan sektor pertanian. Melalui pemanfaatan energi listrik, petani bunga krisan atau chrysanthemum di Desa Kakaskasen II, Kota Tomohon, Sulawesi Utara telah merasakan manfaatnya, proses budidaya menjadi lebih efisien dan produktif, hasil panen meningkat, dan kesejahteraan petani pun ikut tumbuh.
Ketua Kelompok Tani Krekleli, James Mogi mengungkapkan bahwa penggunaan listrik membawa perubahan besar bagi usaha taninya. Ia merasakan proses budidaya kini lebih mudah dan hasil panen meningkat signifikan.
“Dulu, bunga yang kami tanam hanya bisa dipanen sekitar 60 persen. Setelah ada binaan dan dukungan dari PLN, kami bisa memproduksi lebih baik, sampai 90 persen. Karena pengaruh lampu terhadap bunga ini sangat menentukan produksi,” ujar James.
James menjelaskan, penggunaan listrik tidak hanya untuk penerangan di area green house, tetapi juga untuk sistem penyiraman berbasis pompa air listrik dan pengoperasian peralatan pertanian lain yang mendukung proses budidaya.
“Sekarang kami pakai listrik daya 5.500 VA (voltampere), cukup untuk penerangan dan pompa air. Biaya listriknya sekitar Rp600 ribu per bulan, tapi hasil panen bisa mencapai Rp15 juta. Dulu sebelum ada bantuan PLN, penghasilan kami hanya sekitar Rp5 juta,” tambahnya.
Kelompok Tani Krekleli yang beranggotakan 10 petani ini juga telah merasakan manfaat ekonomi yang lebih luas. Selain memenuhi permintaan lokal dari Kota Tomohon yang dikenal sebagai Kota Bunga, kelompok ini bahkan sempat menembus pasar ekspor ke Singapura.
“Waktu itu kami sempat ekspor sedikit ke Singapura. Bunga dari Tomohon diterima karena kualitasnya sangat baik,” kata James.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program EA merupakan bagian dari strategi PLN dalam mendorong transisi energi yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
“PLN tidak hanya menghadirkan listrik sebagai kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai penggerak produktivitas ekonomi rakyat. Melalui EA, kami membantu petani mengadopsi teknologi modern berbasis listrik yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan nilai tambah hasil pertanian,” ujar Darmawan.
Sementara itu, General Manager Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (UID Suluttenggo), Usman Bangun menjelaskan bahwa selain memperkenalkan EA, PLN juga hadir di tengah masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan kemandirian energi di sektor pertanian.
“Keberhasilan petani bunga Krisan di Tomohon menjadi wujud nyata bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami akan terus memperluas program ini ke berbagai daerah agar manfaatnya dirasakan semakin luas,” ujar Usman.
Lebih lanjut, Usman menyampaikan bahwa PLN tidak sebatas memberikan bantuan fasilitas, tetapi juga aktif mendampingi petani melalui edukasi dan solusi teknis untuk pemanfaatan energi yang optimal dan efisien.
“PLN hadir membantu petani di Tomohon melalui penyediaan fasilitas green house dan peralatan berbasis listrik yang mendukung proses produksi bunga Krisan. Dengan penerangan yang cukup, pertumbuhan bunga menjadi lebih optimal,” jelas Usman.
Program EA tidak hanya menyasar petani bunga, tetapi juga peternak dan kelompok usaha lain yang membutuhkan teknologi listrik untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi.
“Kami ingin menciptakan ekosistem berkelanjutan antara PLN, petani, dan masyarakat sekitar. Dengan listrik, produktivitas naik, ekonomi daerah tumbuh, dan kesejahteraan masyarakat pun meningkat,” tutup Usman.


