MENU TUTUP
Terpopuler     Nasional Daerah Home

SPPG Banyuwangi-Magelang Gunakan Sandwich Panel Tahan Gempa dan Api

Minggu, 26 Oktober 2025 | 11:12 WIB / Redaksi
SPPG Banyuwangi-Magelang Gunakan Sandwich Panel Tahan Gempa dan Api Dok: Istimewa.

Jakarta - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Banyuwangi–Magelang kembali menorehkan inovasi baru dalam pembangunan fasilitas pangan nasional. Mengusung teknologi konstruksi Sandwich Panel, bangunan SPPG ini tidak hanya kokoh dan higienis, tetapi juga dirancang untuk bertahan hingga setengah abad ke depan.

Teknologi Sandwich Panel dikenal sebagai sistem konstruksi berlapis yang mengombinasikan dua lapisan logam dengan satu lapisan isolasi di tengahnya. Struktur ini menjadikan bangunan lebih ringan, kuat, dan tahan terhadap suhu ekstrem hingga 1.200 derajat Celcius, sekaligus menjaga suhu ruang tetap stabil.

“SPPG ini tidak hanya sekadar dapur produksi, tapi simbol keberlanjutan. Dengan konstruksi Sandwich Panel, kami menghadirkan fasilitas yang tangguh, efisien, dan berorientasi pada masa depan,” ungkap Hadi Pranoto, Ketua Yayasan Bina Bangsa, selaku penanggung jawab SPPG Banyuwangi–Magelang.

Keunggulan panel ini juga terlihat dari kemampuannya menjaga kebersihan dan higienitas fasilitas. Permukaan yang halus membuatnya anti-jamur, anti-debu, dan mudah dibersihkan sejalan dengan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) serta Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), dua standar internasional untuk keamanan pangan.

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, menilai langkah tersebut sebagai bagian penting dari transformasi infrastruktur pangan nasional. “Konstruksi yang higienis dan tahan lama menjadi fondasi penting bagi ketahanan gizi. SPPG Banyuwangi Magelang membuktikan bahwa standar tinggi bisa dicapai dengan inovasi teknologi,” ujarnya.

Selain menjamin kebersihan, Sandwich Panel juga memberikan kenyamanan kerja. Material berisolasi tinggi menjaga suhu ruangan tetap sejuk dan meredam kebisingan, sehingga meningkatkan produktivitas serta kesehatan para pekerja.

Meski biaya pembangunannya relatif lebih besar dibandingkan struktur konvensional, penggunaan teknologi ini dinilai lebih efisien secara jangka panjang. Tanpa perlu pengecatan ulang, tahan karat, anti-rayap, dan minim perawatan, konstruksi ini menjadi investasi strategis untuk fasilitas pangan masa depan.

“Kami berharap pendekatan seperti ini dapat diadopsi di seluruh wilayah. Fasilitas pangan yang kuat, higienis, dan berstandar tinggi adalah pondasi utama menuju ketahanan gizi nasional,” tutup Khairul Hidayati.


Baca Juga

BGN Gelar Bimtek Serentak Perkuat Kompetensi 35.000 Penjamah Pangan di Pulau Jawa

Keberhasilan Dapur MBG Juga Ditentukan oleh Rantai Pasok Bahan Pangan

BGN Gelar Bimtek Serentak untuk 35.000 Penjamah Pangan di 38 Kab/Kota Pulau Jawa

BGN Latih 35 Ribu Penjamah Pangan di Pulau Jawa untuk Tingkatkan Keamanan dan Gizi Makanan

105 SPPG Muhammadiyah Diresmikan, BGN Tegaskan Komitmen Wujudkan Generasi Indonesia Sehat

Kontak Informasi indonesiareports.com
Redaksi: redaksiindonesiareports[at]yahoo.com
Iklan: iklanindonesiareports[at]yahoo.com