Calon Kapolri Harus Berani berjanji Menindak Pelaku Korupsi Tanpa Pandang Bulu
Jakarta-Ibarat ubi jalar, korupsi di negeri ini sudah mengakar dan menjalar kemana-mana, mulai dari tingkat pemerintah desa hingga ke tingkat pemerintah pusat. Seolah-olah mottonya, “Boleh korupsi, tapi jangan ketauan.”
Tindak pidana korupsi yang meluas dan sistematis ini merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat, yang seharusnya bisa di sejahterakan, akibat korupsi malah semakin disengsarakan.
“Oleh karena itu, tindak pidana korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan luar biasa,” kata R.Bambang SS Sekretaris Jenderal Corruption Investigation Committee (CIC) kepada Indonesia Reports.
Lantaran korupsi adalah kejahatan yang luar biasa, menurutnya dibutuhan seorang figur pemimpin lembaga aparatur penegakan yang bersikap luar biasa pula, tegas dan berani berjanji kepada masyarakat.
“Dibutuhkan seorang pemimpin yang luar biasa, tampil bertangan besi, berani berjanji kepada masyarakat Indonesia, akan memproses pelaku tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu,” tegas Raden Bambang SS Sekjen Corruption Investigation Committe (CIC) kepada Indonesia Reports.
Menurut Bambang, selama ini penegakan hukum memberantas tindak pidana korupsi terkesan tebang pilih dan sesuai pesanan. Cara-cara penindakannya pun dilakukan secara konvensional, yang berakibat pada tindakan pencegahannya berjalan di tempat.
“Makanya, dibutuhkan karakter seorang figur pemimpin kepolisian republik Indonesia yang berani berjanji dan berkomitmen kepada masyarakat Indonesia,”tambahnya.
Figur pemimpin aparatur penegak hukum yang dimaksud Bambang adalah calon Kapolri yang akan menggantikan Kapolri jenderal Polisi Idham Aziz.
Menurut Bambang, sudah berkembang wacana beberapa nama yang dijagokan sebagai calon Kapolri. Khabarnya ada delapan figur yang dijagokan masuk bursa calon Kapolri.
Bambang mengatakan kepada calon-calon Kapolri, DPP CIC meminta siapapun nanti yang dipilih presiden sebagai Kapolri, dia harus berani membuat satu statemen berupa janji atau semacam komitmen kepada masyarakat Indonesia, yakni berani menindak pelaku tindak pidana kourpsi tanpa pandang bulu siapapun dia.
“Kalau Calon Kapolri tidak berani membuat janji seperti itu, lebih baik mundur sebagai calon Kapolri,”tandasnya.
Bambang menambahkan, siapapun dia pelaku tindak pidana korupsi harus di sikat sampai akar-akarnya. Apalagi negara Indonesia adalah negara hukum, jadi semua warga negara berkedudukan yang sama di mata hukum.
Untuk itulah DPP CIC dia katakan akan lebih dulu meminta komitmen dari calon-calon yang akan terpilih menjadi Kapolri, agar betul-betul berani menindak pelaku tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu, tanpa tekanan politik.
“DPP CIC akan meminta komitmen semua nama calon Kapolri, agar berani memproses dan menangkap pelaku tindak pidana korupsi, siapapun dia pelakunya tangkap!,” kata Bambang berapi-api.
Bambang melihat dari delapan nama calon Kapolri ini ada satu nama yang menonjol, yakni Komjen Pol Listyo Sigit yang saat ini menjabat Kabareskrim Mabes Polri.
Bambang berpendapat, figur Listyo Sigit sudah terbukti mampu mengungkap pelaku penyiram air keras penyidik KPK Novel Baswedan. Kemudian dia orangnya tidak banyak berbicara, tetapi bekerja nyata sesuai arahan Kapolri dan Presiden.
Bambang mengatakan, jika terpilih sebagai Kapolri, Listyo Sigit akan mampu mengungkap pelaku korupsi dana Covid 19 yang anggarannya mencapai Rp 677 Trilliun. “Saya yakin dia akan berani mengungkap pelaku korupsi Covid 19,”tutupnya.(*)