BBRVPD: New Normal Salurkan Bantuan dan Lahirkan SDM Mumpuni
Kab. Bogor-Pandemi covid-19 yang mewabah diberbagai negara telah mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Indonesia, termasuk salah satu negara yang terdampak virus dari Wuhan, China itu. Berbagai kebijakan pun telah dilakukan untuk memutus rantai penyebaran, salah satunya Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB). Namun imbasnya terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi lesu, beberapa perusahaan tidak beroperasi, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan daya beli masyarakat menurun.
Pemerintah berupaya meredam gejolak ekonomi tersebut, salah satunya mengelontorkan dana Bantuan Sosial (Bansos) bagi masyarakat yang terdampak. Bahkan semua lembaga atau instasi negara memprioritaskan penanganan dan pencegahan virus yang mematikan tersebut.
Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVPD), salah satu unit pelaksanan teknis rehabilitasi vokasional untuk penyandang disabilitas di lingkungan Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan revocusing anggaran pelayanan untuk pencegahan pandemi tersebut.
“Kami BBRVPD telah melakukan revocusing agaran untuk bantuan sembako bagi masyarakat disabilitas terdampak,”kata Manggana Lubis, Kepala Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVD).
Manggan Lubis melanjutkan, balai yang beralamat di Jalan SKB No. 5 Keradean Cibinong-Kabupaten Bogor ini telah menyalurkan 900 paket sembako, senilai Rp.270.000.000,- kepada masyarakat disabilitas. BBRVPD yang berdiri tahun 1997 juga membagikan sembako di disekitar balai, khususnya wilayah Keradenan yang belum tersentuh oleh pusat, sebanyak 150 paket.
Kemudian mengalokasikan bantuan sosial untuk 23.700 orang penyandang disabilitas di seluruh Indonesia, senilai Rp.47.400.000.000,-. Bantuan ini akan diberikan Rp.2000.000,- per orang penyandang disabilitas selama satu tahun. “Biaya ini diharapkan bisa menyambung hidup dan biaya kesehatan mereka,” lanjut Manggana.
Selanjutnya melaksanakan rehabilitasi vokasional melalui mekanisme kelas jarak jauh kelas Call Center, rehabilitasi vokasional bagi 414 orang melalui mekanisme berbasis kelembagaan dan melaksanakan kegiatan pembekalan pra kerja bagi PM yang diterminasi sementara yang diterima oleh perusahaan.
Untuk asistensi sosial lanjut Manggana, BBRVPD melaksanakan kegiatan kelas 1-3 bulan dengan mematuhi protokol New Normal dalam melakukan pelayanan perawatan sosial dan pemenuhan hidup layak. Seperti sandang, pangan, pengasramaan dan kesehatan. Serta layanan time bond Shelter, terapi individu konseling/tarapi psikologi dan terapi mental, disamping mobile training unit/unit vokasional lapangan.
Lahirkan SDM Mumpuni
BBRVPD, satu-satunya balai rehabilitasi vokasional di Indonesia yang mendidik dan melatih penyandang disabilitas fisik, rungu wicara dan netra menjadi tenaga kerja yang terampil, handal dan profesional. Terbukti, balai besar ini telah melulusan 3000 orang dan menempati diberbagai posisi di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.
BBRVPD memiliki jurusan yang disesuai dengan pasar kerja. Ada tujuh jurusan, yaitu Pekerjaan Logam, seperti operator bubut dan milling, drafter auto Cad dan SMAW 4F. Kemudian Jurusan Otomotif seperti otomotif roda empat dan roda dua, Jurusan Elektronik (TV radio, dan peralatan komunikasi serta teknik pendingin), Jurusan Penjahitan (garment dan tailor), Jurusan Komputer (operator, programer dan computer trobleshooting), Jurusan Desain Grafis dan Percetakan dan Jurusan Call Center.
Minat masyarakat cukup tinggi. Namun daya tampungnya yang dimiliki balai sangat terbatas, sekitar 120 orang per semester. Untuk masuk ke BBRVPD melalui seleksi yang cukup ketat. “Untuk mensiasati antrian tersebut, balai besar ini mengadakan kerjasama denagan dinas tenaga kerja daerah dengan pola sharing badget. Lama pelatihan yang dilakukan selama 40 hari,” kata Manggana.
Pendidikan di BBRVPB gratis, secara penuh ditanggung oleh pemerintah. Artinya mulai berangkat dari rumah sampai pulang ke rumah lagi dibiayai BBRVPD.
Selain tersedia seragam, berbagai fasilitas pun sangat menunjang. Ada asrama putri dan putra dengan daya tampung 140 orang, ruang serbaguna, ruang makan workshop untuk tujuh keterampilan dan poliklinik. Selain itu, juga ada ruang fisioterafi dan fitness center, laboratorium bahasa, perpustakaan, mesjid, taman, sarana olah raga, studio musik dan angklung dan ruang konferensi.
Tak hanya itu, Manggana pun telah menyiapkan tenaga-tenaga pengajar yang ahli dan berpengalaman. Seperti melakukan pendidikan terhadap karyawan untuk bahasa isyarat. Pendidikan bahasa isyarat ini menjadi penting untuk berkomunikasi dengan peserta penyandang disabilitas. “Kami sangat yakin dengan tenaga-tenaga yang profesional akan melahirkan lulusan-lulusan yang handal dan terampil dibidangnya,” kata Manggana.
Bahkan lanjutnya, sosialisasi terhadap peserta dilakukan secara kontiniu agar mereka batah tinggal di balai. Sosialisasi ini akan membuat mereka nyaman dan betah tinggal. Dengan demikian tingkat ke gagalan dalam pendidikan dan pelatihan terhadap peserta penyandang disabilitas sangat kecil.
“Sosialisasi yang kami lakukan menjadikan mereka yakin dan nyaman. Mereka tidak akan minta pulang. Ini yang kami prioritaskan. Semua fasilitas lengkap dan yang terbaik. Peserta hanya tinggal konsentrasi belajar. Tingkat kegagalnya sangat kecil sekali di sini,” tutupnya.