Menteri Tjahjo Kutuk Penembakan Para Pekerja di Papua
Rabu, 05 Desember 2018 | 13:16 WIB / Arsyad Prayogi
Mendagri, Tjahjo Kumolo.
Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengutuk keras terhadap aksi tidak manusiawi dari kelompok separatis dan kriminal di Papua.
“Terhadap aksi yang tidak manusiawi ini, tidak bisa dibiarkan harus ditindak dengan tegas, tanpa kompromi,” ujarnya.
Menteri Tjahjo menegaskan, bahwa dengan adanya peristiwa ini proses pembangunan di Papua harus tetap terus berjalan. Dan mengajak masyarakat Papua untuk bersama - sama mengutuk keras kelompok kriminal yang sengaja separatis dan kriminal mengganggu jalannya pembangunan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
“Jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Papua, termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Papua dan masyarakat Papua agar bersatu membangun Papua serta menolak segala propaganda kelompok bersenjata yang ganggu pembangunan Papua,” seru Tjahjo.
Akibat dari tindakan tersebut, berujung terhambat pelayanan publik dalam rangka pemenuhan ekonomis sosial dan budaya masyarakat di Distrik Yall dan lainnya di Kabupaten Nduga.
"Karena para pekerja itu sedang mengerjakan jalan dan jembatan yang sangat penting untuk mobilisasi dan menjawab kebutuhan warga di Nduga” ujar Menteri Tjahjo.
Sebelumnya, ditengah upaya sungguh-sungguh Pemerintah membangun infrastruktur untuk pemerataan pembangunan di Tanah Air, terutama yang berkaitan dengan peningkatan konektivitas antar-wilayah untuk membuka daerah keterisolasian di Provinsi Papua, telah terjadi penembakan terhadap pekerja pembangunan Jembatan Kali Aorak (KM 102+525) dan Jembatan Kali Yigi (KM 103+975) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Kedua jembatan merupakan bagian dari Trans Papua segmen 5 yakni ruas Wamena - Habema - Mugi - Kenyam - Batas Batu - Mumugu dengan panjang 278,6 km.
Berdasarkan informasi dari Humas Polda Papua, peristiwa penembakan yang mengakibatkan korban meninggal dunia tersebut terjadi pada hari Minggu, 2 Desember 2018 yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) terhadap pekerja dari PT. Istaka Karya.
Mengenai jumlah pekerja yang meninggal dunia, mengalami luka-luka dan selamat, masih menunggu konfirmasi dari pihak Kepolisian dan TNI.