Flyover Manahan Akan Urai Kemacetan Kota Solo
Jumat, 20 Juli 2018 | 12:03 WIB / Yapto Prahasta Kesuma
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi pembangunan FO Manahan di Kota Solo.
Solo - Pembangunan Flyover (FO) Manahan di Kota Solo bertujuan mengatasi kemacetan akibat adanya perlintasan sebidang jalur rel kereta Solo-Yogyakarta.
"Saat ini progresnya sudah mencapai 45 persen dan ditargetkan rampung pada bulan Oktober 2018. Pembangunannya menggunakan teknologi yang sama dengan FO Antapani di Kota Bandung, Jawa Barat, yaitu Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP)," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kemarin saat meninjau lokasi pembangunan FO Manahan didampingi Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, Kamis (19/7).
CMP merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. Kelebihan CMP yakni memiliki masa konstruksi yang lebih cepat 50% jika dibandingkan untuk konstruksi beton.
"Apabila menggunakan konstruksi beton butuh waktu 12 bulan, sementara dengan CMP hanya memerlukan waktu 6 bulan,” terang Menteri Basuki.
Selain lebih cepat dari sisi waktu pengerjaannya, teknologi CMP juga lebih efisien dari sisi pembiayaan. Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga memberikan dampak yang relative kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi.
Kelebihan CMP lainnya memiliki nilai estetis sehingga dapat menjadi bagian lansekap dan bahkan bisa menjadi landmark suatu kawasan. Konsumsi bahan alam dalam konstruksi CMP lebih rendah daripada konstruksi dengan teknologi beton sehingga dapat dikategorikan ramah lingkungan.
Pembangunan FO Manahan sepanjang 600 meter dan lebar 9 meter dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII, Ditjen Bina Marga dengan biaya sebesar Rp 43,05 miliar.
FO Manahan akan memperlancar arus kendaraan dari Jalan Adi Sucipto dan Jalan MT. Haryono ke arah Jalan Dr. Moewardi dan sebaliknya.
Jembatan Tirtonadi
Selain membangun FO Manahan, Kementerian PUPR juga tengah membangun duplikasi Jembatan Tirtonadi sepanjang 55 meter di atas aliran Kali Pepe.
"Kita bangun duplikasi Jembatan Tirtonadi ke arah Purwodadi. Selama ini lalu lintas arah Solo-Purwodadi seringkali macet. Saat ini progresnya 39,49 persen dan di targetkan Desember 2018 ini selesai," ujar Menteri Basuki.
Total nilai kontrak pembangunan Jembatan Tirtonadi sebesar Rp 40,03 miliar dan dikerjakan oleh PT. Bima Agung - PT. Sari Mas Indah Sejahtera, KSO.
Dalam periode 2015-2017, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 356 buah jembatan diberbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.808 meter. Untuk tahun 2018, pembangunan jembatan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter.