Buka Puasa Bersama di Rutan Depok, Mendekatkan Warga Binaan dengan Keluarga
Jumat, 01 Juni 2018 | 18:26 WIB / Yapto Prahasta Kesuma
dok.rutan depok
Depok - Semarak, bahagia, dan keharuan tampak terlihat dari warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Para warga binaan yang menjalani hukuman untuk kasus yang berbeda-beda itu terlihat antusias bercengkrama dengan keluarganya dalam acara buka puasa bersama yang digelar Rutan Depok.
Acara buka puasa bersama ini juga menjadi ajang untuk saling bertemu anak, orang tua dan sebaliknya.
“Kami ingin memberikan hak mereka untuk buka bersama keluarga. Sehingga mereka bisa merasakan kedekatan dengan keluarga lebih dekat. Ini obat untuk mereka dan juga pengabdian kami atas kemanusiaan,” kata Karutan Kelas IIB Depok, Sohibur Rachman, Kamis (31/5).
Dalam acara ini, sedikitnya ada 1.183 warga binaan yang bisa bertemu dengan keluarga. Sedangkan keluarga warga binaan yang datang, berjumlah sekitar 800 orang yang terdiri dari anak-anak, orang tua dan balita.
Diantara para warga binaan, terlihat bos First Travel Andika Surachman, Anniesa Hasibuan dan Kiki Hasibuan.
“Ya mereka juga buka bersama dan dikunjungi keluarganya. Mereka membaur bersama dengan warga binaan lainnya,” tutur Sohibur.
Dari pengamatan, terlihat Andika dalam suasana berkumpul dengan keluarga dan kedua anaknya. Termasuk bayi yang masih berusia sembilan bulan, dirinya mengaku sangat bersyukur bisa dikunjungi keluarga.
“Ini untuk pertama kalinya berpuasa di dalam Rutan. Bercampur rasa sedih tapi tetap harus dijalani,” ucap pria berkulit putih ini.
Sebagai tahanan yang dikenakan kasus penipuan dan penggelapan, Andika mengaku selama di Rutan akan lebih rajin lagi beribadah serta melakukan kegiatan positif bermanfaat lainnya.
“Kalau ada waktu lenggang saya menulis buku. Memang sebelumnya saya sangat suka menulis,” ujarnya.
Bahagia
Seorang warga binaan, Asraruddin yang sudah jalani masa tahanan 1,5 tahun dari tiga tahun masa tahanannya, mengaku sangat bahagia dapat berbukapuasa dengan kakaknya yang berkunjung. Dia mengaku dapat belajar dan menerima hukumannya dengan baik. Di Rutan ia juga mendapat binaan ke-Islaman.
"Saya belajar dari kesalahan. Saya berterimakasih kepada Pak Sohibur dan sipir di sini yang menghargai kami secara manusiawi. Saya juga jadi tim marawis di sini. Ibu saya tidak hadir karena sedang sakit asam urat," ucap warga Sawangan, Kota Depok ini.
Demikian pula kebahagian yang diungkapkan Abubakar, orang tua dari narapidana Ahmad Baqir (18). Ahmad Bagir terkena kasus penjarahan toko pakaian di Jalan Sentosa, Sukmajaya, Kota Depok.
Abubakar berharap anaknya yang terlibat kasus geng motor ini dapat belajar dan merenungi kesalahannya selama delapan tahun masa tahanannya.
"Anak saya kena kasus geng motor. Saya sangat senang sekali di Rutan ini ada suasana kekeluargaan antara pengelola Rutan, dengan narapidana dan keluarga. Bisa bersilaturrahim. Suasana akrab," katanya.
Meski acara ini berlangsung dengan suasana kekeluargaan, pengawasan keamanan tetap dilakukan dengan tenaga sipir, Polresta Depok dan angggota TNI secara persuasif.
Takjil gratis
Selain menggelar buka puasa bersama keluarga, Rutan Kelas IIB Cilodong, Depok juga memanfaatkan moment bulan Ramadan untuk menebar nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan pembagian takjil gratis di sekitar Rutan.
“Pembagian takjil dan penanaman nilai Pancasila dalam rangka hari lahir Pancasila. Pancasila adalah pedoman hidup bagi bangsa Indonesia, sangat penting bagi rakyat Indonesia untuk menerapkan nila-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Karutan Depok, Sohibur Rachman.