MENU TUTUP
Terpopuler     Nasional Daerah Home

Kerja Sama Infrastruktur Indonesia-Jepang Turut Tingkatkan Kemampuan Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia

Rabu, 16 Mei 2018 | 15:41 WIB / Yapto Prahasta Kesuma
Kerja Sama Infrastruktur Indonesia-Jepang Turut Tingkatkan Kemampuan Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia Symposium on Indonesia-Japan Development Cooperation.
Jakarta - Dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada tahun 2018 ini, telah diselenggarakan Symposium on Indonesia-Japan Development Cooperation dengan tema "Building the Future Based on Trust”, di Jakarta pada 14 Mei 2018 yang lalu.
 
Sebagai salah satu panelis, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang diwakili oleh Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga mengatakan kerjasama Indonesia-Jepang khususnya dengan Kementerian PUPR tidak hanya semakin kuat namun juga semakin luas ke sektor lainnya.
 
Pada periode awal, kerjasama lebih banyak pada pembangunan infrastruktur sumber daya air seperti bendungan. Namun kini berkembang ke sektor jalan tol, sanitasi dan perumahan
 
Saat ini nilai kerjasama infrastruktur antara Kementerian PUPR dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar USD 1,1 miliar.
 
“Kerjasama dalam pembangunan infrastruktur tidak hanya memberi manfaat pada hadirnya infrastruktur fisik semata namun juga memberikan manfaat bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, alih teknologi dan lahirnya institusi baru,” kata Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga.
 
Dicontohkannya, kerjasama pembangunan beberapa bendungan pada tahun 1960-1970 di Jawa Timur, turut meningkatkan kemampuan insinyur Indonesia serta turut berpengaruh pada lahirnya Perum Jasa Tirta 1 yang mengelola Daerah Aliran Sungai Brantas dan berdirinya PT. Indra Karya, BUMN jasa konsultansi bidang sumber daya air.
 
Beberapa bendungan yang dibangun seperti Bendungan Selorejo (1963-1972), Bendungan Lahor (1972-1977), Bendungan Wlingi (1972-1979) dan Bendungan Karangkates (1975-1977).
 
Kerjasama spesifik lainnya dalam hal pembangunan Sabo Dam untuk menahan aliran banjir lahar erupsi gunung berapi.
 
“Melalui kerjasama tersebut, Indonesia telah memiliki ahli Sabo dan telah dibentuk Balai Sabo di Yogyakarta sebagai pusat riset dan pengembangan teknologi Sabo,” kata Danis.
 
Hingga kini sudah dibangun 646 bangunan Sabo Dam di Indonesia diantaranya 250 buah di lereng Gunung Merapi, dan 92 buah di lereng Gunung Agung.
 
Di sektor jalan tol, yakni pembangunan Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok yang telah rampung tahun 2017, Tol Akses Pelabuhan Patimban di Subang, dan Tol Padang-Pekanbaru Seksi II Sicincin-Payakumbuh sepanjang 78 km.
 
Pada ruas tersebut terdapat pembangunan lima terowongan dengan total panjang 8,9 km yang menembus Bukit Barisan. Jepang berpengalaman dalam pembangunan terowongan panjang sehingga diharapkan ada alih pengetahuan dan teknologi.
 
“Kerjasama dalam pembangunan terowongan dengan Jepang dapat dikembangkan lagi misalnya membentuk training center khusus terowongan. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan pembangunan terowongan di masa depan. Saat ini terowongan belum terlalu banyak,” jelas Danis.
 
Kerjasama lainnya yakni pembangunan Jakarta Sewerage System dengan prioritas pada zona 1 dan zona 6 dari rencana 15 Zona (Zona 0-14). Pada zona 1 di Pluit, IPAL yang dibangun akan memiliki kapasitas 198.000 m3 per hari. Sementara Zona 6 yang berlokasi di Duri Kosambi dengan kapasitas 282.000 m3 perhari.
Baca Juga

Kementerian PUPR: Siapkan Sarhunta Berstandar Homestay Internasional di Kawasan Mandalika

Kementerian PUPR Tambah 11 Ruas Tol,Tuntas Akhir tahun 2021

PUPR Rampungkan Kembali Pasar Legi dan Pasar Pariaman

Kementerian PUPR Selesaikan Konstruksi Venue Akuatik, Cricket dan Hoki Lebih Cepat dari Target

33% Kegiatan Konstruksi Pembangunan Infrastruktur pada 5 KSPN Sudah Berjalan

Kontak Informasi indonesiareports.com
Redaksi: redaksiindonesiareports[at]yahoo.com
Iklan: iklanindonesiareports[at]yahoo.com