Pustakawan Perlu Terobosan Managemen Untuk Generasi Internet
Padang - Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, perpustakaan membutuhkan terobosan manajemen untuk generasi internet. Sebuah layanan prima yang mampu memudahkan pustakawan maupun pemustaka dalam melakukan kegiatannya di perpustakaan.
Hal inilah yang dilakuan oleh Tim Pengabdian Masyarakat LPPM Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yakni tujuh peserta dari tingkat dasar (MI/SD), tujuh orang dari tingkat menengah (MTs/SMP), delapan orang dari tingkat atas (MA/SMA), dan delapan orang dari lingkungan UIN sendiri, yang digelar di di Aula Fakultas Adab dan Humaniora, pada Sabtu, 25 November lalu.
Ketua Tim, Inda Fitri, M.Si, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian Universitas (khususnya Prodi Ilmu Perpustakaan) dalam merespon perkembangan perpustakaan madrasah/sekolah di Padang yang masih membutuhkan pembenahan.
Dukungan atas kegiatan ini juga datang dari Nurhayati Zain,M.Ag yang mewakili Ketua LPPM Universitas. Ia mengatakan, pengembangan perpustakaan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peserta sebagai ajang untuk sharing, bekerjasama dan mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi.
Sementara itu, narasumber Aisatun Nurhayati, S.Ag., M.IP menyampaikan, kegiatan ini peserta diajak untuk menyadari dan melakukan perubahan dalam manajemen perpustakaan agar perpustakaan tidak ditinggalkan oleh pemustaka yang notabene adalah generasi internet (digital native) dan memiliki karakteristik khusus.
“Perubahan manajemen yang harus segera dilakukan meliputi Sumber daya Manusia, layanan dan sarana prasarana,” ujarnya.
Selain itu, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) perlu disambut gembira oleh pustakawan. Karena, GLS menjadi peluang sekaligus tantangan baru bagi pustakawan sekolah karena mengupayakan terbentuknya peserta didik menjadi literet dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Kegiatan yang didesain dengan menggunakan strategi game, sharing best practise dan praktek langsung. Sesi sharing best practice diisi dengan pemaparan kondisi, kelebihan dan kelemahan masing-masing perpustakaan,” kata Aisatun.