MENU TUTUP
Terpopuler     Nasional Daerah Home

BKPM : Tren Investasi dari China terus naik, Wajar Jadi Investor Nomor Satu di Asia

Rabu, 26 April 2017 | 23:02 WIB / Maharani Dewi
BKPM : Tren Investasi dari China terus naik, Wajar Jadi Investor Nomor Satu di Asia Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong.
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan China masih masuk dalam tiga besar negara asal Penanaman Modal Asing (PMA). Hingga kuartal I 2017, PMA yang berasal dari China mencapai 0,6 miliar dollar AS atau 8,2 persen dari total PMA.
 
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, pihaknya memantau tren peningkatan investasi yang berasal dari China. Thomas pun memandang hal tersebut sebagai hal yang wajar. Pasalnya, imbuh Thomas, China terus tumbuh sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia. Dengan demikian, tidak dipungkiri China menjadi investor besar.
 
"Tren investasi dari China terus naik. Wajar juga jika China menjadi investor nomor satu di Asia," kata Thomas dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/4).
 
Selain China, Thomas menyatakan pihaknya juga memantau investasi asing dari Amerika Serikat yang jumlahnya juga cukup besar.
 
Dengan demikian, imbuh mantan Menteri Perdagangan ini, hubungan ekonomi antara Indonesia dengan AS penting dan krusial. Ini terkait pula dengan kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia pekan lalu.
 
"(Investasi) AS penting, bukan karena kuantitas investasi, tapi kualitasnya. (Investasi dari AS) umumnya berteknologi tinggi, merek berkualitas, dan jaringan ekspor yang penting untuk kita," ungkap Thomas.
 
Data BKPM per kuartal I 2017, lima besar negara asal PMA adalah Singapura (2,1 miliar dollar AS atau 28,2 persen), Jepang (1,4 miliar dollar AS atau 19,2 persen), China (0,6 miliar dollar AS atau 8,2 persen), Amerika Serikat (0,6 miliar dollar AS atau 8,2 persen), dan Korea Selatan (0,4 miliar dollar AS atau 5,8 persen).
Baca Juga

Pemerintah Indonesia Incar Investor China

Kontak Informasi indonesiareports.com
Redaksi: redaksiindonesiareports[at]yahoo.com
Iklan: iklanindonesiareports[at]yahoo.com