Siti Aisyah, Korban Reality Show Berdarah?
Senin, 20 Februari 2017 | 14:54 WIB / Yapto Prahasta
Konpers Kepolisian Diraja Malaysia terkait Siti Aisyah. (Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha)
Jakarta - Berbagai spekulasi terus mencuat dari keterlibatan Siti Aisyah, warga negara Indonesia yang ditangkap aparat kepolisian Malaysia terkait kematian Kim Jong Nam, kakak tiri Presiden Korea Utara Kim Jong Un.
Korban skenario, korban rekayasa, agen Korea Utara hingga korban reality show disematkan kepada Siti Aisyah.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Siti Aisyah ditipu seolah mengikuti acara lucu-lucuan seperti 'Just for Laughs'. Aisyah sudah hampir empat kali melakukan aksi itu sebelum ke Kim Jong Nam.
"Jadi (dalam aksinya) yang satu perempuan nutup mata (target) yang satunya lagi menyemprotkan sesuatu. Itu dilakukan sudah hampir tiga empat kali," kata Tito.
Keterangan itu diperoleh berdasarkan informasi yang diterima Polri dari pihak Malaysia. Untuk melakukan aksi itu, lanjut Tito, Aisyah diberi upah beberapa dolar. "Terakhir yang Kim Jong Nam, diduga disemprotannya itu ada bahan berbahaya," jelas Tito.
Hal senada juga disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). “Jadi suatu metode, cara baru. Ini kan mempermainkan ilmulah atau teknologi bahwa racun dengan cara sederhana disemprotkan bisa kena orang. Jadi juga ini ditipu dengan cara seakan-akan permainan media kan. Iya reality show," kata JK di kantor Wapres, Jakarta Pusat.
"Jadi kalau sementara itu, menurut saya seperti itu, korban dari korban ini. Berlapis korbannya ini," sambungnya.
JK juga tak yakin bahwa Aisyah merupakan bagian dari anggota intelijen. Sebab, setelah kejadian pembunuhan, Aisyah masih berada di Malaysia dan tak menghilang.
"Kalau benar dia merupakan agen, saya kira sudah tidak ketahuan kemana rimbanya. Tapi kok dia pergi ke hotel, tidur dan ditangkap dalam penggerebekan di Hotel Ampang, Kuala Lumpur," jelasnya.
Salah satu foto Siti Aisyah yang diunggah ke akun Facebooknya. (BBC Indonesia)
Pengamat teroris dan intelijen dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya yakin, Siti Aisyah adalah korban dari skenario besar. Aisyah diyakini pula bukanlah agen Korea Utara.
"Siti adalah korban. Dari rekam jejak dia juga jauh dari sosok seorang agen Korut," kata Harits.
Keyakinan itu didasarkan pada beberapa hal. Pertama, Harits berpendapat, Kim Jong Nam menjadi korban pembunuhan yang telah diskenariokan secara matang, yakni 'dibungkus' menggunakan alibi acara televisi reality show.
Soal motif pembunuhan, Harits menyebut, banyak kemungkinannya. Mulai dari konflik politik di lingkar kekuasaan Korea Utara, operasi intelijen negara musuh Korea Utara untuk mendiskresitkan penguasa dan lain-lain.
Kedua, sosok Aisyah diyakini Harits dipilih oleh sang 'master mind' menjadi salah satu eksekutor, yakni dengan berpura-pura direkrut menjadi talent sebuah acara televisi reality show. Sosok Aisyah terpilih lantaran sifatnya yang lugu dan tidak paham.
"Sehingga dengan uang 100 dolar USA itu pun mau disuruh jadi apapun," kata Harits.
Ketiga, sosok Siti diyakini bukan seorang agen intelijen Korea Utara. Dasar keyakinan ini terkait dengan salah satu dugaan motif pembunuhan Kim Jong Nam, yakni konflik politik di lingkar kekuasaan Korea Utara.
Siti, lanjut Harits, jauh lebih memungkinkan direkrut agen negara musuh Korut. Namun, dari argumentasi ini pun, Siti juga diyakini menjadi korban, bukanlah bagian dari intelijen.
Siti Aisyah, 25, wanita asal Serang, Indonesia, jadi tersangka pembunuhan Kim Jong Nam. (REUTERS)
Seperti diberitakan, Kepolisian Diraja Malaysia telah menetapkan Siti Aisyah sebagai tersangka pembunuh Kim Jong Nam. Dalam gambar yang dirilis polisi Malaysia, Aisyah ditulis sebagai “tukang pijit spa”.
Deputi Kepala Polisi Diraja Malaysia Noor Rashid Ibrahim mengatakan Siti Aisyah masuk Malaysia pada 2 Februari melalui Batam.
Kim Jong Nam tewas dibunuh dengan racun di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 pada Senin, 13 Februari. Menurut polisi, Aisyah berperan sebagai pengganggu perhatian korban. Sedangkan Doan Thi Huong, 28, wanita Vietnam, berperan sebagai orang yang menyemprotkan racun ke wajah korban.
Meski demikian, kedua tersangka mengaku tidak tahu jika adegan mereka untuk membunuh abang tiri Kim Jong Un itu. Mereka mengaku menjalankan adegan itu untuk syuting acara lelucon. Mereka disuruh seseorang yang membayar, yang diduga dalang dari pembunuhan tersebut.