BGN Tegaskan Pentingnya Evidence-Based Policy dalam Penguatan Program MBG
Dok: Istimewa.
Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil peran sentral dalam pembahasan strategi penguatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam rangkaian Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (Pra-WNPG) XII. Pada forum yang digelar Kementerian PPN/Bappenas itu, BGN menekankan bahwa setiap keputusan terkait pangan dan gizi harus berbasis data dan kebutuhan lapangan.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengapresiasi keterlibatan para akademisi dan menyebut kolaborasi ini sebagai fondasi menuju tata kelola gizi nasional yang lebih akurat dan terukur.
“Data seperti prevalensi stunting, wasting, hingga defisiensi zat gizi mikro harus menjadi pijakan utama dalam menyusun kebijakan. MBG bukan sekadar program sosial, tetapi strategi pembangunan manusia,” kata Dadan.
Diskusi berlanjut bersama para guru besar dan pakar pangan—mulai dari Prof. Aman Wiratakusumah, Prof. Rina Agustina, hingga Prof. Hardinsyah yang menyoroti pentingnya ketersediaan pangan, keterjangkauan, serta penguatan kelembagaan.
BGN memastikan bahwa standar gizi dalam MBG harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tantangan perubahan iklim, dan risiko krisis pangan global. BGN juga mendorong pembaruan metodologi indikator pembangunan gizi agar kebijakan lebih presisi dan berorientasi jangka panjang.
Melalui forum ini, BGN menegaskan perannya sebagai navigator utama dalam memastikan transformasi pangan dan gizi berjalan terukur dan berkelanjutan.
