BNPB Catat 14 Bencana Baru dalam Dua Hari, Mayoritas Banjir dan Longsor
Dok: Istimewa.
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis laporan kondisi kebencanaan di Indonesia selama periode 11–12 November 2025, pukul 07.00 WIB. Dalam rentang dua hari tersebut, tercatat 14 peristiwa bencana baru yang berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat, di mana 9 kejadian masih dalam proses penanganan oleh petugas di lapangan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menjelaskan, sebagian besar peristiwa yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Faktor utama pemicu adalah curah hujan tinggi serta kondisi geologi daerah yang rawan.
“BNPB terus melakukan koordinasi intensif dengan BPBD di berbagai provinsi untuk memastikan langkah penanganan darurat dilakukan cepat dan tepat,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Banjir menjadi bencana paling dominan di sejumlah wilayah, antara lain Cilacap (Jawa Tengah), Pangandaran (Jawa Barat), Aceh Jaya (Aceh), dan Dompu (NTB). Di Cilacap, sedikitnya 1.201 rumah warga terendam akibat meluapnya Sungai Cibeureum dan anak Sungai Cikawung, sementara di Pangandaran 857 jiwa terdampak dengan 285 rumah rusak ringan.
Sementara itu, cuaca ekstrem di Dompu mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat tertimpa pohon tumbang. Pemerintah Kabupaten Dompu telah menetapkan Status Tanggap Darurat hingga 19 November 2025.
BNPB juga mencatat peningkatan luas kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau yang kini mencapai 2.163 hektare, naik 41 hektare dibanding hari sebelumnya.
Sebagai langkah antisipasi, BNPB mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seiring intensitas hujan yang meningkat pada November ini.
Warga diminta untuk menjaga kebersihan saluran air, menghindari aktivitas di lereng curam saat hujan deras, serta memantau informasi cuaca dari BMKG dan peringatan dini dari BPBD setempat.
“Kesiapsiagaan dan gotong royong menjadi kunci utama menghadapi dinamika cuaca ekstrem,” tegas BNPB dalam imbauannya.


