MENU TUTUP
Terpopuler     Nasional Daerah Home

Bahrul Hayat Paparkan Strategi Futuristik dalam Penyusunan Grand Design Pembangunan Umat Buddha 2045

Kamis, 25 September 2025 | 11:06 WIB / Redaksi
Bahrul Hayat Paparkan Strategi Futuristik dalam Penyusunan Grand Design Pembangunan Umat Buddha 2045 Dok: Istimewa.

Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha menghadirkan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI periode 2006–2014, Bahrul Hayat, sebagai narasumber utama dalam kegiatan penyusunan Grand Design Pembangunan Umat Buddha Indonesia 2045 di Jakarta, Selasa (23/9/2025). Kegiatan ini dimoderatori oleh Ponijan Liaw dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai unsur.

Dalam paparannya, Bahrul Hayat menyampaikan overview strategis pembangunan umat Buddha dengan pendekatan futuristik, berbasis data, dan berkesinambungan. Menurutnya, Grand Design ini tidak hanya ditujukan untuk memberikan layanan internal bagi umat Buddha, tetapi juga mendorong kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.

Bahrul memaparkan analisis kondisi umat Buddha yang mencakup aspek demografi, kelembagaan keagamaan, pendidikan, hingga kerukunan sosial. Sejumlah isu strategis yang diidentifikasi antara lain peningkatan kualitas keberagamaan, pemerataan akses pendidikan bermutu, penguatan kapasitas organisasi, pengamalan nilai Buddhis dalam kesejahteraan bangsa, serta integrasi nilai Buddhis dalam isu lingkungan.

Visi Grand Design 2045 adalah terwujudnya masyarakat Buddha Indonesia yang beriman, berdaya, berkarakter, dan berkontribusi aktif bagi bangsa dengan berlandaskan empat nilai utama: Metta (cinta kasih), Karuna (kasih sayang), Mudita (simpati), dan Upekkha (keseimbangan batin). Untuk mewujudkan visi tersebut, Grand Design mengedepankan tri-misi yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas keberagamaan umat, peningkatan mutu pendidikan, serta penguatan peran umat Buddha agar semakin ramah lingkungan, harmonis dalam kehidupan sosial, dan mampu berkontribusi nyata bagi kesejahteraan nasional.

Program prioritas yang disusun meliputi peningkatan kualitas umat, pendidikan agama dan keagamaan, pemberdayaan organisasi, penguatan moderasi beragama dan harmoni sosial, pengembangan Buddhis Berdaya untuk Bangsa, penguatan Green Buddhism, hingga penguatan tata kelola berbasis digital dan inovasi pelayanan publik.

Peta jalan pembangunan umat Buddha disusun dalam tiga tahapan: Fase Pondasi (2025–2029), Fase Penguatan (2030–2039), dan Fase Akselerasi (2040–2045). Ketiganya diarahkan untuk membentuk umat Buddha Indonesia yang mandiri, inovatif, ramah lingkungan, serta berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Paparan Bahrul Hayat ini diharapkan menjadi inspirasi sekaligus pijakan awal dalam menyusun Grand Design Pembangunan Umat Buddha Indonesia 2045, yang tidak hanya teknokratik, tetapi juga mencerminkan nilai luhur Buddhis serta semangat pelayanan publik.

Baca Juga

MNSBDI Gelar Doa Bersama untuk Bangsa dan Luncurkan Platform Digital Jejak Buddha Nusantara

Menembus Lumpur, Menyalakan Cahaya: Kisah Guru Agama Buddha di Pedalaman Balangan

Nava Dhammasekha Numbay Dukung Program Pemerintah Makan Bergizi Gratis untuk Siswa

Kemenag Dorong Pemberdayaan Ekonomi Umat Buddha Lewat Penyuluh Agama

Kontak Informasi indonesiareports.com
Redaksi: redaksiindonesiareports[at]yahoo.com
Iklan: iklanindonesiareports[at]yahoo.com