Bapanas dan BRIN Jalin Kerja Sama Pemanfaatan Teknologi Iradiasi Pangan

Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkuat kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pengembangan teknologi iradiasi pangan. Kerja sama ini ditujukan untuk memperpanjang masa simpan pangan strategis sekaligus mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan.
Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas, Yusra Egayanti, menjelaskan bahwa sejak 2023 pihaknya telah menggandeng BRIN untuk uji coba iradiasi pada tiga komoditas utama, yaitu cabai, telur, dan bawang.
“Food loss sering terjadi akibat hama dan penyimpanan yang kurang memadai. Dengan iradiasi, umur simpan pangan dapat diperpanjang sekaligus menjaga keamanan dan mutu,” ujar Yusra, Selasa (2/9/2025).
Ia menegaskan, pemanfaatan teknologi iradiasi telah mendapat pengakuan global melalui standar Codex Alimentarius. Karena itu, Bapanas menyiapkan panduan penanganan pra dan pascairadiasi agar implementasi berjalan sesuai regulasi dan dapat diterapkan oleh BUMN pangan.
Kepala Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) BRIN, Irawan Sugoro, mendukung langkah Bapanas tersebut.
“Kita siap mensinkronisasi riset dengan kebutuhan Bapanas. Harapannya, Indonesia semakin berdaulat di bidang pangan,” ujarnya.
Sementara itu, Peneliti BRIN Ashri Mukti Benita menambahkan, teknologi iradiasi juga relevan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Iradiasi dinilai efektif menjaga kesegaran, mencegah pembusukan, dan memastikan makanan tetap aman hingga ke tangan masyarakat.
“Iradiasi pangan adalah teknologi terbukti, aman, dan diakui FAO, WHO, serta IAEA. Selain memperkuat ketahanan pangan dalam negeri, teknologi ini juga membuka peluang ekspor lebih luas,” kata Ashri.