NFA Kunci Stabilitas, Serapan Gula Petani Diperkuat Rp1,5 Triliun
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Dok: Istimewa.
Jakarta - Badan Pangan Nasional (NFA) kembali menegaskan perannya sebagai penjaga keseimbangan pangan negeri. Di tengah kelesuan harga gula petani pascapanen raya, NFA hadir dengan langkah konkret: memastikan serapan gula rakyat berjalan melalui dukungan Danantara Asset Management (Persero) kepada ID FOOD Group, senilai Rp1,5 triliun.
“Pendanaan ini memungkinkan ID FOOD menyerap gula petani secara bertahap. Inilah bukti nyata keberpihakan negara kepada rakyat, sesuai arahan Presiden Prabowo,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta.
Bagi NFA, menjaga harga petani bukan sekadar angka dalam laporan. Itu adalah amanah, agar butir gula yang lahir dari keringat petani tebu tidak kehilangan nilai.
Dengan skema business to business (B2B), serapan berjalan lebih sehat, meninggalkan pola lama yang hanya bertumpu pada Penyertaan Modal Negara (PMN).
Hingga 29 Agustus, NFA mencatat serapan gula rakyat mencapai hampir 50 ribu ton. Namun jalan masih panjang. Target Cadangan Gula Pemerintah (CGP) tahun ini adalah 260 ribu ton, sementara stok per 1 September baru 170 ribu ton. NFA menegaskan komitmennya mengejar kekurangan itu, agar ketersediaan tetap terjamin hingga akhir tahun.
Tak hanya soal serapan, NFA juga berdiri di garda depan melawan peredaran gula rafinasi di pasar konsumsi. Bersama Satgas Pangan Polri, pengawasan diperketat hingga ke daerah-daerah. “Rafinasi hanya untuk industri. Jangan sampai merembes ke pasar rakyat,” tegas Arief.
Di tangan NFA, kebijakan pangan tak lagi sebatas regulasi. Ia menjelma menjadi perlindungan nyata: menjaga harga petani, menstabilkan pasokan, sekaligus mengawal kedaulatan pangan bangsa.
