HUT ke-75 PGI, Pdt. Gomar Gultom Minta Terus Maju, dan Jangan Mundur

Jakarta - Perayaan HUT ke-75 PGI di Grha Oikoumene, Senin (26/05/2025) diawali ibadah syukur ini, berlangsung hikmat. Pdt. Gomar Gultom, mantan Ketua Umum PGI dalam khotbahnya mengurai Yesaya 40:31, mengingatkan pentingnya semangat untuk terus maju, dan tidak mudah mundur dalam menghadapi tantangan, termasuk di era digitalisasi.
“Tagline kita Kesatuan Tubuh Kristus yang Tangguh dan Relevan. Tangguh dan Relevan. Saya pandang sebagai komitmen kolektif semua insan PGI untuk tidak mundur, tidak patah semangat, di tengah gempuran proses digitalisasi atau apa pun yang sering menciutkan hati. Dalam kaitan inilah saya mengangkat Yesaya 40:31 hari ini: Berlarilah tanpa menjadi lesu dan berjalanlah tanpa menjadi lelah karena Allah sumber kekuatanmu. Ayat ini adalah pecutan dari Nabi Yesaya kepada kita,” ujarnya.
Seperti dilansir situs PGI lanjut kata Gomar Gultom, Yesaya mengingatkan, Allah bukan saja tidak menjadi lelah, tetapi adalah juga sumber kekuatan yang membarui kekuatan mereka yang memperhatikan kehendak Ilahi dan yang berharap padaNya.
“Memang tidak mudah menumbuhkan harapan bagi mereka yang berada di pembuangan saat itu. Pengharapan itu hanya mungkin bagi mereka yang secara mendalam bahwa Allah mereka adalah Allah yang mahakuasa dan maha tinggi. Dan pengharapan sedemikian yang membuat mereka selalu melihat ada kesempatan, ada khairos,” tandasnya.
Di penghujung acara, staf, dan karyawan PGI, Dana Pensiun PGI, serta perwakilan LAI menikmati hidangan yang telah disiapkan panitia.
Dalam kesempatan itu, Bendahara Umum PGI Yusak Budi Kurniawan mengatakan, PGI telah menapak satu titik sejarah yang tak sekadar menandai usia, tetapi menyatakan kesetiaan Allah yang tak bersyarat dan kasih-Nya yang tak tergoyahkan.
“Tujuh puluh lima tahun sudah PGI hadir dalam pergumulan bangsa ini dan kita berkata dengan iman penuh: “Ebenhaezer: Sampai di sini Tuhan menolong kita,” demikian pesan tersebut.
Sekilas Berdirinya PGI
Menilik sejarahnya, berawal pada 6-13 November 1949 diadakan Konferensi Persiapan Dewan Gereja-gereja di Indonesia. Seperti diketahui sebelum Perang Dunia II telah diupayakan mendirikan suatu Dewan yang membawahi pekerjaan Zending; namun karena pecahnya PD II maksud tersebut diundur.
Setelah PD II berdirilah tiga buah Dewan Daerah, yaitu: “Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di Indonesia, berpusat di Yogyakarta (Mei 1946); “Majelis Usaha bersama Gereja-gereja di indonesia bagian Timur”, berpusat di Makasar (9 Maret 1947), dan “Majelis Gereja-gereja bagian Sumatera” (awal tahun 1949), di Medan.
Ketiga dewan daerah ini didirikan dengan maksud membentuk satu Dewan Gereja-gereja di Indonesia, yang melingkupi ketiga dewan tersebut. Pada 21-28 Mei 1950 diadakan Konferensi Pembentukan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), bertempat di Sekolah Theologia Tinggi (sekarang Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta).
Salah satu agenda dalam konferensi tersebut adalah pembahasan tentang Anggaran Dasar DGI. Pada 25 Mei 1950, Anggaran Dasar DGI disetujui oleh peserta konferensi dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) dalam sebuah naskah “Manifes Pembentoekan DGI”.