Stok Beras Masih Dalam Batas Aman
Jakarta-Kinerja PT Food Station Tjipinang Jaya empat tahun belakangan ini patut dibanggakan. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta ini menjadi rujukan berbagai daerah untuk belajar tata kelola BUMD pangan. Selain sukses menjaga gejolak harga pasar, keuntungan perseroan meningkat dari tahun ke tahun, Food Station Tjipinag Jaya juga mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi.
Keberhasilan itu tidak lepas kepiawaian dan kerja keras dari kemimpinan yang solid di perusahaan. Yaitu Arief Prasetyio Dirut PT. Food Station Tjipinang J, Direktur Operasional Frans M Tambunan dan Direktur Keuangan Thomas Hadinata. Kemudiaya, kepemimpinan solid itu ditularkan ke seluruh jajaran sehingga terbentuk tim tangguh. Kini Food Station menjadi perusahaan daerah yang berjaya di Indonesia.
Salah satu tugas utama dari Food Station Tjipinang adalah menjaga ketahanan pangan di ibu kota negara ini kata Direktur Operasional PT. FSTJ Frans M. Tambunan. Kebutuhan beras di DKI Jakarta sekitar dari 90-100 ribu ton per bulan atau 3 ribu ton sehari. Saat ini stok yang tersedia mencapai 55.500 ton. Artinya stok yang tersedia jauh dari aman batas.
“Dari total kebutuhan itu, sebagaian besar atau sekitar 70 sampai 80 persen masuk lewat Pasar Induk Beras Cipinang. Beras yang masuk dan ke luar dari pasar ini bisa dijadikan sebagai acuan Jakarta aman atau tidak. Jadi dikatakan aman, jika stok beras minimal mencapai 30 ribu ton sehari,” katanya.
Frans Tambunan melanjutkan, untuk kondisi pangan sampai akhir tahun 2019, PT Food Station Tjipinang Jaya berlajar dari alam, mengingat di Indonesia ada tiga kali siklus musim panen. Yaitu, siklus panen raya dari bulan Maret sampai Juni. Di priode ini jumlah panen seIndonesia raya mencapai 60 persen dari total panen setahun. Semua sawah, baik itu sawah tadah hujan maupun irigasi teknis bisa tanam. Stok beras di sini melimpah, namun harga agak turun disamping kualitas kurang bagus karena musim hujan.
Ke dua siklus panen gadu atau panen musim kemarau. Panen ini dimulai dari bulan Juni sampai September. Pada poriode ini jumlah panen hanya 30 persen seIndonesia. Sawah yang bisa tanam hanya sawah yang memiliki irigasi teknis saja. Namun kualitas berasnya paling bagus karena kering, kemarau. Harganya pun sedikit naik dari harga biasa.
Siklus ke tiga, panen kecil dari bulan Oktober, Desember, Januari dan Februari. Dari panen kecil ini hanya sekitar 10 persen. “Cuman seringkali kita dengar dari berita dari bulan Oktober sampai Februari, panceklik. Stok terbatas harga naik. Ini kan sebenarnya bukan berita baru. Setiap tahun ini yang terjadi. Tinggal bagaimana kita mengantisipasi agar tidak ada gejolak,” tandas Frans.
Strategi tepat yang dilakukan oleh PT. Food Station Tjipinang Jaya untuk menjaga kerawan pangan di DKI Jakarta adalah melakukan kerjasama dengan daerah penghasil beras. Seperti dari Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dan lain sebagainya. Di samping dilakukan kerjasana dengan penggilingan dan petani dibeberapa daerah tersebut.
Apalagi di tahun ini kata Frans M Tambunan, kesiaga PT Food Station Tjipinang Jaya menjadi doble.Informasi dari perkiraan cuaca, di tahun 2019 lebih panjang kemaraunya dibandingkan dengan tahun lalu. Di perediksi, musim kering akan mengancam 28 provinsi sampai bulan Oktober. Oleh karena itu, PT Food Station Tjipinang Jaya sudah aktif mencari stok beras sumber lain.
Beberapa waktu lalu perseroan sudah melakukan kunjunga ke Sulawesi Selatan. Daerah ini menjadi daerah surplus padi terbesar. “Beberapa waktu lalu kami sudah melakukan kunjungan ke sana, kita sudah ketemu dengan Bulog Sulawesi Selatan dan beberapa mitra penggilangan. Kita sudah mulai mengatur pola pembelian sampai bulan Desember nanti,” katanya.
Bulan Agustus ini Food Station akan melakukan pembelian mencapai 50 persen kebutuhan perbulan. Disanalah saat ini panennya baik, kualitasnya baik dan logistic costnya masih masuk. “Nanti DKI Jakarta akan mengandalkan Sulawesi Selastan untuk menjaga ketahanan pangan di Jakarta. Ini sudah kita lakukan ditahun ke tiga. Inilah yang kami lakukan untuk menjaga gejolak harga pangan di Jakarta agar terhindar dari inflasi,” katanya. Selain itu Food Station juga memiliki sepuluh pabrik mesin penggilangan, tujuh milik sendiri.
Program Ketahanan Pangan
Frans M. Tambunan melanjutkan, PT Food Station Tjipinang Jaya aktif membuat program-program ketahanan pangan di DKI Jakarta, seperti pasar murah. Pasar murah ini berbeda dengan operasi pasar. Pasar murah adalah intervensi pemerintah sebelum ada gejolak harga. Sedangkan operasi pasar yaitu intervensi pemerintah setelah aga gejolak harga. BUMD dibawah pemerintah provinsi DKI Jakarta ini telah melakukan pasar murah di 70 kelurahan, minimal satu kali dalam sebulan.
Adapun produk yang di jual berupa sembako seperti beras, minyak goreng, gula, tepung terigu dan lain sebagainya. Harganya pun cukup membantu masyarakat bawah, sekitar 10 sampai 15 persen di bawah harga pasar.
Selain pasar murah, PT Food Station Tjipinang Jaya juga membuat program beras murah Aparatur Sipil Negara (ASN). Beras ASN ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun waktu itu hampir beras tersebut tidak pernah dibawah pulang kerumah alias di jual. “Sekarang yang kita lakukan saat ini, ASN DKI Jakarta sekitar 16.000 orang mendapatkan beras yang paling bagus. Mereka sangat mudah mendapatkan seperti di Alpamart yang terdekat,” tandasnya. Awalnya, beras ASN ini mau didistribusikan ke kantor-kantor, cuman ada kendala karena keterbatasan ruangan. Selain itu tidak semua PNS memiliki kenderaan untuk membawa pulang ke rumahnya. “Akhirnya kami melakukan kerjasama dengena ritale yang ada disetiap keluruhan. Waktu itu pilihannya hanya dua, indo maret sama alpa maret, namun setelah kita teliti yang paling siap itu alpa mart. Tidak tertutup kemungkinan berkembang ke ritale-ritale lainnya seperi Jackmart dan lain sebagainya,” katanya.
Selain itu, PT. Food Station Tjipinang Jaya juga memberikan KJP Plus sejak 3 tahun lalu. Artinya pemerintah memberikan pangan murah atau subsidi bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar. Seperti daging sapi dengan harga Rp 35.000/kg, daging ayam Rp 8.000/kg, telur ayam Rp 10.000/kg, ikan kembung beku Rp 13.000, Susu UHT dengan 24 piece Rp 30.000 dan beras dengan harga Rp 6.000/kg.
Sedangkan untuk plusnya, atau penerima manfaat lain yang diberikan di luar KJP seperti lansia, buruh, disabilitas, guru honorer dan pegawai PKK. “Mereka berhak mendapatkan harga pangan subsidi tadi kecuali satu prodak, yaitu susu. Susu hanya didaptkan oleh pemegagang KJP,” katanya.
Kemudian PT. Food Station Tjipiang juga membantu pemerintah pusat untuk melayani Bantuan Non Tunai (Rastra). Di DKI Jakarta ada sekitar 200 ribu penerima manfaat Bantuan Non Tunai, Food Station melayani lebih dari 25 persen. “Untuk di tahun 2019, pemerintah akan mengembalikan ke Bulog dan kita mendukung Bulog untuk melanjutkannya. Selain itu, kami bermita dengan koperasi UKM untuk menyalurkan pangan dan lain sebagainya. Ini kita kategorikan sebagai pelayanan publik di bidang pangan,” katanya.
Di lain sisi, PT. Food Station Tjipinang Jaya memiliki usaha dibidang lainyang bersifat komersil atau mencari keuntungan. Saat ini perusahaan telah memiliki 40 brend baru yang di jual ke super market dan ritail modern lainnya. Selain itu, prodak tersebut juga di jual secara online seperti Blibli, tokopedia, lazada dan lain sebagainya. Sampai saat ini PT. Food Station Tjipinang Jaya telah menjual beras sekitar 10.000 ton per bulan. Karena itu Frans M Tambunan sangat optomis target penjualan perusahaan sebesar 2 triliun di tahun 2019 tercapai, dengan keuntungan bersih 33 miliar.