LPDB Buka Akses Pembiayaan Bagi Peternak Sapi di Kupang
Kupang - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT) dalam bentuk pemberdayaan bagi peternak sapi di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kupang NTT.
Dalam kerja sama tersebut, LPDB-KUMKM sepakat mengucurkan bantuan dana bergulir melalui BPD NTT sebagai lembaga perantara untuk selanjutnya akan disalurkan kepada para peternak sebagai bentuk dukungan permodalan. Sementara BPD NTT akan melakukan pembinaan, dan monitoring atas jalannya usaha peternakan tersebut.
“Kita tahu bahwa mereka (peternak) tidak bisa akses langsung pinjaman dana bergulir ke LPDB, tentu melalui lembaga perantara seperti BPD NTT ini merupakan jalan satu-satunya agar mereka bisa tersentuh. Dan ini sesuai aturan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/2011,” kata Dirut LPDB-KUMKM, Braman Setyo saat meninjau lokasi peternakan tersebut, Rabu (24/7).
Braman melihat usaha peternakan sapi di Desa Raknamo ini memiliki potensi ekonomi yang bagus. Menurut Braman, apabila mendapat dukungan permodalan yang memadai, usaha peternakan sapi ini akan berkembang. Saat ini skala usahanya hanya untuk memenuhi kebutuhan daging khusus di wilayah Kupang.
“Kalau kita lihat di lapangan potensi ini sangat luar biasa untuk kebutuhan diluar provinsi NTT khususnya di Jakarta. Pemberdayaan peternak sapi seperti ini bagus, mereka dikumpulkan menjadi satu dan pemerintah daerah melakukan pembinaan secara rutin. BPD NTT diharapkan dapat menyalurkan secara tepat setelah mendapat kucuran dari LPDB", kata Braman.
"Selain itu, untuk mendorong percepatan usaha BPD NTT, saya harapkan segera mengucurkan dananya kepada para peternak sehingga menguntungkan bagi peternak. Ini modal yang bagus sambil memberdayakan UKM karena pasarnya terjamin dan juga menjadi model pengembagan usaha ternak yg dikerjasamakan dengan 2 Badan usaha milik Daerah provinsi NTT (BPD NTT dan PT FLOBUMOR) selanjutanya ada Off taker atau penampung pemasaran yg ada di jakarta,” lanjut Braman.
Model ini ada kepastian usaha dari hulu ke hilir dan dengan kepemimpinan Gubernur NTT Viktor Luiskodat
“Saya kira Provinsi NTT akan mengejar ketertinggalan dengan provinsi lain di indonesia dalam sektor pertanian ini,” ujar Braman.
Usaha peternakan sapi warga Desa Raknamo dirintis oleh BPD NTT sejak tahun 2018. Awalnya pihak BPD NTT memberi bantuan 200 ekor sapi induk kepada para peternak. Bantuan dengan pola kerja sama itu akhirnya membuahkan hasil. Usaha tersebut berkembang hingga warga desa rencananya akan menambah peternakan babi dan ayam buras.
“Sementara kami siapkan bahannya supaya kami dapat tambahan lain jangan hanya sapi saja. Peternakan sapi ini nanti diurus oleh bapak-bapak karena memiliki risiko. Sedangkan babi dan ayam akan ditangani oleh ibu-ibu", ucap Maxi Bira Ketua Kelompok Peternakan Fajar Pagi.
Pria dengan nama lengkap Dominggus M.A Bira ini merasa bersyukur bisa bekerja sama usaha peternakan sapi dengan BPD NTT. Tidak hanya mendatangkan manfaat ekonomi, usaha petenakan sapi ini juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Saat ini Maxi mempekerjakan 100 lebih tenaga kerja yang tersebar di 5 titik.
Maxi kini hidup bahagia bersama keluarganya karena hasil usaha yang dijalani bisa menghasilkan pendapatan ekonomi. Maxi hidup sederhana bersama istri dan dua anaknya yang masih sekolah di Desa Raknamo. Adapun keuntungan yang didapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sekolah anak, maupun membeli kendaraan operasional.
“Dengan pekerjaan ini kami dapat menyekolahkan anak kami. Kalau dulu jangankan bersekolah, untuk kebutuhan sehari-hari saja susah. Sekarang sudah berubah karena sudah punya peternakan sapi,” ungkap Maxi.
Abe Sine selaku Direktur Pemasaran Kredit BPD NTT mengatakan kerja sama peternakan sapi dengan warga Desa Raknamo ini sudah memasuki tahun kedua. Melihat perkembangan usaha tengah berjalan dengan baik, pihaknya mendukung warga untuk mengembangkan usaha peternakan babi, maupun ayam.
“Ini kami rintis karena kami melihat ada potensi untuk dikembangkan apalagi dengan pengalaman yang mereka miliki. Kami coba kerja sama dan ini sudah masuk tahap kedua, sehingga kita harapkan ada peningkatan,” kata Abe.