DPR Apresiasi Pelaksanaan Haji 2018
Jumat, 07 September 2018 | 15:28 WIB / Ali Ramadan Munthe
istimewa
Jakarta - Keberhasilan ibadah haji tahun ini tidak lepas dari kerjasama semua pihak terkait yakni Kementerian Agama, DPR RI, Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi, hingga seluruh petugas yang melayani jamaah haji Indonesia yang berjumlah kira-kira 211 ribu jamaah.
Sejumlah Inovasi yang dikeluarkan oleh Kementerian agama mampu mengurangi beban jamaah haji selama berada di tanah suci Makkah dan Madinah.
10 inovasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama yaitu ; 1. Rekam biometrik jemaah dilakukan di asrama haji embarkasi masing-masing. 2. Menerapkan QR Code pada gelang jemaah yang berisi data identitas jemaah. 3. Menambah layanan katering menjadi 40 kali dari sebelumnya hanya 25 kali.
Selain itu, yang ke 4, pemerintah juga menyediakan bumbu masakan Indonesia. 5. Sistem sewa akomodasi satu musim penuh untuk sebagian hotel. 6. Tanda khusus pada paspor dan koper serta penggunaan tas kabin. 7. Pengalihan porsi jamaah wafat kepada ahli waris.
Kemudian, yang ke 8 Kemenag juga membentuk Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH). 9. Mempercepat penyiapan dokumen keberangkatan jemaah yang sebelumnya menunggu visa yang diterbitkan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. Ke-10, menyiapkan konsultan ibadah untuk setiap sektor.
Ketua Komisi VIII DPR RI, M Ali Taher Parasong mengapresiasi penuh kinerja Kemenag. Menurut Ali Taher pelaksanaan ibadah haji tahun ini sesuai dengan yang direncanakan.
“DPR akan membahas sejumlah hal yang dianggap masih perlu perbaikan dalam rapat kerja bersama kementerian agama,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali menyatakan, pelaksanaan ibadah haji tahun ini tidak adanya insiden signifikan saat puncak haji.
“Kita lihat masa kritis sudah selesai tidak ada insiden yang berarti yang dirasakan ketika puncak. Bisa disimpulkan haji tahun ini sukses," ujar Nizar dalam satu kesempatan di Misfalah, Mekah, 27 Agustus lalu.
Tercatat, pada H+7 Wukuf Arafah, total jemaah meninggal sebanyak 184 orang. Adapun jemaah haji dirawat sebanyak 255 orang.
Jumlah jemaah meninggal tersebut menurun signifikan dibanding tahun lalu yakni 657 orang. Adapun di tahun 2016 jumlah jemaah meninggal sebanyak 342 orang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebelumnya juga menyampaikan, menurunnya angka kematian jemaah tersebut merupakan hasil dari makin ketatnya seleksi untuk jemaah haji yang memiliki risiko tinggi.
"Ini adalah hasil ikhtiar kita sejak beberapa waktu yang lalu, beberapa bulan yang lalu untuk lebih ketat menyeleksi jemaah kita, khususnya yang berisiko tinggi,” kata Lukman.