Hari Air Dunia 2018
Menteri Basuki : Peringatan HAD Tidak Hanya Seremoni
Sabtu, 24 Maret 2018 | 19:17 WIB / Yapto Prahasta Kesuma
Menteri Basuki melakukan sosialisasi cara pembuatan lubang biopori dan teknologi Penampung Air Hujan.
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan peringatan Hari Air Dunia (HAD) ke-26 menjadi momentum bagi seluruh masyarakat dunia untuk bekerja sama sekaligus memelihara alam untuk keberlanjutan sumber daya air.
"Peringatan HAD tidak hanya seremoni semata. Tahun ini puncak peringatan akan dipusatkan di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang yang tengah dilakukan revitalisasi. Hal ini sekaligus bagian sosialisasi pentingnya penyelamatan situ, danau, embung dan waduk,” kata Menteri dalam peringatan HAD 2018 di Kampus Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (23/3).
Pada acara tersebut juga dilakukan sosialisasi cara pembuatan lubang biopori dan teknologi Penampung Air Hujan (PAH) kepada PNS dan Calon PNS di lingkungan Kementerian PUPR.
Lubang biopori akan membuat air hujan cepat terserap ke dalam tanah dengan membuat lubang berbentuk silinder dengan menggunakan bor tanah atau lingggis.
Kedalaman sekitar 80-100 cm dengan pipa paralon berdiameter 10 cm dan panjang 20 cm yang ditutup dengan saringan kawat.
Paralon diisi sampah organik agar cacing tanah bisa berkembang dan membuat lubang yang akan membuat air hujan dapat meresap jauh kedalam tanah.
Biopori akan mengurangi aliran air permukaan (run off) sehingga mencegah terjadinya genangan dan banjir.
Dalam kesempatan itu Menteri Basuki menyerahkan alat untuk pembuatan biopori di komplek-komplek perumahan pegawai Kementerian PUPR.
Menteri Basuki juga mendapatkan penjelasan mengenai teknologi PAH inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta dengan metode TRAP (Tampung, Resapkan, Alirkan dan Pelihara).
Pratama Tirza Mahasiswa UGM menjelaskan kepada Menteri Basuki bahwa air hujan dialirkan melalui talang masuk ke pipa saringan yang didalamnya diisi bola-bola plastik dan busa yang biasa digunakan pada akuarium yang kemudian ditampung dalam tangki air.
“PAH sudah digunakan masyarakat untuk memanen hujan di daerah rawa Palembang, Sumsel namun belum menggunakan filter. Dengan adanya filter, kualitas air akan lebih baik. Teknologi ini akan kami gunakan di Kabupaten Asmat karena daerah rawa yang sulit air bersih,” kata Menteri Basuki.
Kementerian PUPR juga tengah membangun sistem drainase, fasilitas ground water tank yang akan menyimpan air hujan yang jatuh di semua kawasan Kampus Kementerian PUPR termasuk di atap semua gedung.
Nantinya air yang berhasil di panen akan digunakan sebagai sumber air alternatif kolam sanitasi, water cooling tower dan air bilas toilet.