Kementerian PUPR
Pembangunan Kios di Skouw sebagai Embrio Ekonomi Perbatasan
Minggu, 18 Maret 2018 | 21:37 WIB / Yapto Prahasta Kesuma
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Jayapura - Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo Mei 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sedang menyelesaikan pembangunan tahap kedua pengembangan Zona Sub Inti dan Pendukung PLBN Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw yang berada di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
"Pembangunan PLBN Skouw tidak hanya untuk gagah-gagahan, namun sebagai embrio pertumbuhan ekonomi di perbatasan. Saat ini sedang dibangun pasar sebanyak 304 kios, untuk mengakomodasi pasar-pasar yang sebelumnya ada dan Insya Allah akan diselesaikan Agustus 2018 ini," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di PLBN Skouw, Jayapura, Sabtu (17/3).
Saat ini progres pekerjaan Pengembangan Zona Sub Inti dan Pendukung PLBN sudah sebesar 80,78 persen.
Pekerjaan yang sedang dilakukan adalah pemasangan penutup atap pasar, pemasangan atap Pos Polisi, pengecatan dinding Pos TNI, pekerjaan struktur bawah Masjid, pekerjaan rumah dinas Polisi dan penyelesaian lantai Amphiteater.
Luas kawasan yang dikembangkan 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9.921 m2 meliputi pasar dan area komersial seluas 3600 m2, fasilitas umum, fasilitas sosial, mess pegawai, wisma Indonesia dan pos TNI/POLRI.
Total anggaran untuk pembangunan kawasan Skouw sekitar Rp 246 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya.
"Nanti juga akan ada terminal, yang pengaturannya akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan yang akan mendukung sebagai pusat kegiatan pertumbuhan ekonomi, destinasi wisata dan kesenian," tambah Menteri Basuki.
Dalam kunjungan tersebut Menteri Basuki berbincang dengan Yan Z Numberi selaku petugas administrator Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) PLBN Skouw mengenai progres pengembangan kawasan perbatasan tersebut.
Numberi berharap pengembangan wilayah perbatasan Skouw akan menjadi seperti yang diinginkan Presiden Jokowi yakni menjadi pusat ekonomi, tempat wisata dan menjadikan pintu gerbang timur Indonesia menjadi tempat yang luar biasa.
Selain itu juga dikembangkan infrastruktur permukiman, terutama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 50 liter/detik antara lain untuk melayani 577 Sambungan Rumah.
Pada kawasan perbatasan Skouw juga telah dibangun 50 unit Rumah Khusus bagi masyarakat perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muaratami.
Unit rumah khusus dimaksud memiliki Tipe 36 yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu, yang dilengkapi dengan jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, drainase dan listrik.