Kapolri Sebut Kasus Penyiraman Novel Lebih Sulit Diungkap Dibanding Bom Bali
Minggu, 09 Juli 2017 | 20:02 WIB / Deny Permana
Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Jakarta - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan pengungkapan kasus penyiraman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan lebih sulit ketimbang kasus besar lainnya.
Bahkan menurut Tito, lebih mudah menangkap teroris seperti pelaku bom Bali daripada penyiram Novel Baswedan karena sangat sedikit meninggalkan jejak untuk diselidiki.
“Bom besar seperti bom Bali justru lebih mudah. Impact-nya besar. Tapi untuk menyelidikinya, bukti yang diitinggalkan pelaku pasti banyak sekali,” ujar Tito, Sabtu (8/7).
“Bom Kampung Melayu kenapa bisa cepat, karena yang bunuh diri bawa barang bukti utama. Mereka bunuh diri dua orang, itu barang bukti yang paling utama, kami melihat sidik jarinya. Menggunakan sistem inafis yang connect dengan e-KTP, sebentar langsung keluar,” ujar Tito.
Dia menuturkan, kasus penyiraman terhadap Novel tergolong ke dalam jenis hit and run dengan hitungan detik sehingga meninggalkan jejak yang sangat sedikit untuk ditelusuri.
Namun hingga saat ini dia mengatakan personelnya akan terus bekerja mengungkap kasus tersebut dan sudah memeriksa 56 saksi.
“Terakhir ada ketemu saksi yang beberapa detik sebelum kejadian dia melihat ada dua orang menggunakan sepeda motor, badannya besar tinggi, itu sudah dibuat sketsanya,” papar Tito. Kompas